PROPOSAL PENELITIAN
Daftar Link : Kumpulan Materi Proposal Penelitian {Klik Disini}
- Prporasal UGM dan CV Sumbut 2021 {Klik Disini}-"TRANSFORMASI MODEL KERJA MELALUI DIGITALISASI PELAYANAN PUBLIK TERHADAP MOTIVASI PEGAWAI PASCA PANDEMI COVID-19 PADA SDM GENERASI X, Y, Z KPU BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK MENUJU REFORMASI BIROKRASI
- Proposal Hasil PJJ Metodelogi Penelitian "TRASNFORMASI MODEL KERJA GENERASI MILLENIAL KPU BC PRIOK"
TRANSFORMASI MODEL KERJA MELALUI DIGITALISASI PELAYANAN PUBLIK TERHADAP MOTIVASI PEGAWAI PASCA PANDEMI COVID-19 PADA SDM GENERASI X, Y, Z KPU BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK MENUJU REFORMASI BIROKRASI
Latar Belakang
Pascakrisis Ekonomi tahun
1998 dan berlanjut pada terjadinya reformasi di Indonesia, desakan yang
besar datang dari masyarakat untuk melakukan perubahan pada administrasi publik
yang telah gagal membentuk budaya adminisitrasi yang bersih dari KKN (Dwiyanto,
A dkk, 2021). Hal ini membuat hampir semua birokrasi di Indonesia mulai
melakukan pembenahan dengan mencoba mengevaluasi dan menerapkan kebijakan baru
dalam pengelolaan birokrasi.
Penerapan teori-teori
manajemen dan admininstrasi publik (Hood, 1991; Osborne, & Gaebler, 1992) terus
dikaji untuk mencari formula implikasi yang paling tepat agar dapat memperbaiki
birokrasi di Indonesia (Thoha, 2015). Berdasarkan indeks efektifitas pemerintahan
yang dikeluarkan World Bank di lihat dari 6 aspek penilaian (Kaufman, Kraay
& Mastruzzi, 2010) posisi Indonesia masih jauh tertinggal dan perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan yang kreatif, sistematis dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari
pemerintah yang memiliki fungsi strategis dalam pengelolaan keuangan, Kementerian
keuangan terus mengembangkan upaya trasnformasi berkelanjutan di mulai dari
tahun 2002 dan secara masih sejak 2007 dengan tiga pilar utama yaitu penataan organisasi,
proses bisnis dan sumber daya manusia (Kementerian Keuangan, 2021). Secara nasional
maka kementerian keuangan termasuk yang tertinggi dalam pencapaain tersebut
selain karena sebagai pioneer, keberhasilan yang dicapai juga karena
konsistensi dari pimpinan untuk terus berubah (Taufik, & Warsono, 2020). Kementerian
keuangan telah memiliki 87 inisiatif strategis Program Reformasi Birokrasi
dan Transformasi kelembagaan 2014-2025. Tetapi untuk mengejar ketertinggalan global
maka diperlukan strategi yang lebih maju dan dinamis dengan berpikir kedepan,
berpikir Kembali dan berpikir lintas batas (Neo & Chen, 2007).
Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai merupakan salah satu unit eselon satu dibawah kementerian keuangan.
DJBC memiliki visi untuk menjadi organisasi kepabeanan terkemuka di dunia.
untuk itu perubahan demi perubahan menuju perbaikan terus dilaksanakan seperti
slogan yang terus di budayakan pada instasi yaitu "bea cukai main
baik". untuk mencapai harapan itu segenap daya dan upaya menuju perubahan
perbaikan terus dilakukan di semua sektor, perubahan secara bertahap dan
terstruktur sudah di lakukan oleh DJBC sebagai bagian dari kementerian keuangan,
salah satu pengembangan pada sisi SDM dengan perubahan pola pikir dan
beradaptasi dengan perubahan melalui pelatihan, pembinaan, perekrutan,
perubahan sistem, kempatan, serta memperhatikan keseimbangan antara aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Hartati, 2020).
Di penghujung tahun 2019
dunia menghadapi krisis baru yaitu menyebarnya virus covid-19 yang menyebabkan
pandemi di semua belahan dunia dan menyebabkan tantangan pada sistem kesehatan
dan ekonomi (McKibben & Fernando, 2020). Pandemi ini
berdampak pada sistem kesehatan dan pelayanan publik dimana pemerintahan
menjadi dilema dalam membuat kebijkan. Lemahnya koordinasi antara pemerintah
pusat dan daerah sangat terlihat pada awal-awal pandemi (Febriani, Bramasta
& Noorizqa, 2020). Pada kondisi yang sangat rentan, pola birokrasi masih
mengedepankan pola birokrasi yang lambat dimana dalam suasana genting birokrasi
masih mempertahankan pola birokrasi Weberian yang masing melihat prosedur
hierarkis dan kaku (Yunianingsih, 2019). Pimpinan pada sector publik masih
menuggu langkah-langkah koordinasi dan prosedur karena tidak berani untuk
mengambil lagkah strategis guna menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pascapandemi terjadi
perubahan yang sangat significan dalam kehidupan sehari-hari seperti pola
kebiasan baru yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak. hampir
setiap orang mengikuti protocol kesehatan tersebut. Perubahan radikal tampak dalam
hal bekerja memberikan efek yang sangat besar. Faktor eksternal yang besar
membuat tahap awal perubahan Unfreeze (Burnes & Cook, 2013) dapat berjalan
dengan cepat, adanya pemberitaan media dan ancaman besar akan virus baru ini
membuat resistensi yang ada dapat dikalahkan (Cronshaw dan McCulloch, 2008).
Pada fase selanjutnya adalah Change/movement dan kembali pada refreeze/era
new normal dimana pemerintah berupaya untuk menguatkan perubahan agar dapat
berjalan dengan baik, dinamis dan stabil (Taufik & Warsono, 2020).
Dampak perubahan juga sangat
terasa pada pelayanan publik dikarenakan pembatasan aktivitas interkasi
langsung sesuai PP No. 21 tahun 2020 guna mengurangi
penyebaran virus, untuk mengatasi keterbatasan tersebut maka pemanfaatan
teknologi digital menjadi semakin meningkat, Pandemi Covid-19 telah
mempengaruhi pergeseran perubahan digitalisasi penyediaan pelayanan publik
secara luas. Tantangan-tantangan sosial yang muncul pasca merebaknya pandemi
COVID-19 memaksa lembaga-lembaga publik atau institusi pemerintah untuk
melakukan akselerasi digital untuk mengoptimalisasi layanan publik (Agostino,
Arnaboldi, & Lema, 2021)
Begitu juga dengan model
kerja WFH (work from home) yang diharapkan dapat mengurangi interaksi antar
pegawai maupun dengan masyarakat. Kementerian Keuangan pun menerapkan konsep
WFH ini kedalam FWS (Flexible Working Space) dimana perubahan ini apabila tidak
diterapkan dengan tepat malah akan memuncukan konflik pekerjaan dan kehidupan (Driyantini, Pramukaningtiyas, & Agustiani: 2020). Perubahan
pola kerja ini mengharuskan pegawai ASN dapat terus melayani publik dengan
pemanfaatan digtalisasi sehingga pelayanan publik dapat berjalan dengan baik.
Tetapi tidak semua pegawai WFH dapat menjalankan pekerjaan secara efektif
karena berbagai macam hambatan seperti suasana rumah dan kantor jauh berbeda,
sarana prasaranan rumah yang kurang memadai, gangguan dari penghuni rumah
tangga sehingga sulit fokus pada pekerjaan. Pola kerja baru ini akan berdampak
pada motivasi pegawai pada pelayanan publik dalam merespon perubahan besar
yaitu digitalisasi pelayanan publik dan model kerja WFH/WFO.
Perumusan
Permasalahan (Statement of Problem)
Perubahan pola kerja
menjadi digitalisasi dan penerapan WFH/WFO telah mereformasi aspek kehidupan
termasuk dalam pelayanan publik. Pada dunia kerja birokrasi terjadi perubahan
yang sangat significan dalam pemanfaatan teknologi e-government. Indeks e-government
Indonesia naik drastis dari 0,52 tahun 2018 menjadi 0,66 dan naik peringkat
dari 107 tahun 2018 menjadi peringkat 88 dari 193 negara di dunia (UNDESA, 2021). Peningkatan ini menunjukkan bahwa dalam kondisi
tertentu, e-government dapat dikembangkan, Batasan-batasan untuk terus
meningkatkan indeks performance masih seputar dapur birokrasi itu sendiri.
Masalah regulasi, wewenang, bekerja masing-masing dan motivasi yang rendah
masih menjadi penghambat perkembangan tersebut.
Peneltian mengenai
digitalisasi sudah banyak dilakukan dan besarnya manfaat berupa efektifitas,
efisiensi, responsive, akuntabilitas, pencegahah korupsi, transparansi,dan
pengambilan keputusan pada pelayanan publik. (Coursey & Noris: 2008; Holzer
& Manoharan, 2012; Yunianingsih, Indah & Septiawan, 2021). Beberapa
penelitian lain juga membahas penyebab gagalnya e-government dalam
memenuhi harapan masyarakat dalam hal struktur organisasi, pola manajemen
publik, tekanan dari unsur politik, resistensi birokrasi, regulasi, SDM,
perencanan (Dawes, 2008; Moynihan & Lavertu, 2012; Anthopoulos, 2015; Anthopoulos,
Reddick, Giannakidou, & Mavridis, 2016; Moyson, Scholten, & Weible,
2017). Perubahan pelayanan digital membatasi interaksi sosial secara langsung
sangat efektif dalam mengurangi penyebaran covid-19(Koo
et al., 2020).
Digitalisasi dan metode kerja
WFH/WFO telah membuat perubahan ruang kerja birokrasi menjadi fleksible dalam network,
penyiapan aplikasi yang memadai dan cocok untuk mendukung pekerjaan dengan
suasana yang baru terutama dalam masa pandemic ini yaitu digitalisasi dan flexible
work. Dampak perubahan juga sangat dirasakan oleh pegawai ASN khususnya
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok. Pada tahun 2020 secara
mandatory semua administrasi pelayanan publik beralih ke digital yaitu aplikasi
Nadine (aplikasi workoffice internal) dan aplikasi SLIM (Pelayanan terpadu satu
pintu). Tetapi perubahan yang terjadi belum pada tahap peyederhanaan birokrasi,
sehingga dapat menyesuaikan dengan reformasi birokrasi, maka manajemen ASN juga
dapat menerapkan pola new publik management guna merespon perubahan
tersebut. Agar keberlangsungan pelayanan publik dapat berjan dengan lancar
perlu respon yang cepat dari pemerintah untuk mengubah kebijakan dan menyelaraskan
regulasi terkait penyesuaian kondisi pandemi (lumbanraja, 2020).
Penyederhanaan struktur
organisasi, penataan tatalaksana dan deregulasi kebijakan perlu dilakukan oleh
pimpinan agar dapat dengan cepat merespon perubahan yang terjadi. Sementara
penyempurnaan digitalisasi apliasi kerja diperlukan untuk menunjang konsep
kerja masa depan. Fleskibilitas ini juga mempengaruhi masing-masing individu
berdasarkan teori motivasi dua faKtor Mcgregor yaitu model X dan Y, dimana
pegawai dengan model X perlu memperoleh pengawasan exstra dalam kontrol
pelaksanaan tugas yang berubah pada saat ini. Perubahan pada pola kerja akan
mempengaruhi hasil kerja dan karir pada masing-masing individu (Gibson, 2003).
cara kerja WFH/WFO dan digitalisai juga akan mempengaruhi individu dalam
motivasi kerja berdasarkan tipe generasi pegawai (Bencsik &
Machova, 2016). Pada saat ini SDM ASN terdiri dari 3 generasi, karena generasi baby
boomer/kelahiran 1947-1964 sudah memasuki masa pensiun untuk tahun-tahun
ini, sehingga saat ini SDM ASN di dominasi oleh 3 generasi yaitu generasi X, Y
dan Z. masing-masing kelompok mempunyai cara dan mental kerja berbeda. Menurut (Bencsic,
& Machova, 2016) mengelompokkan generasi sebeagai berikut:
Generasi Y dan Z sangat adaptif dengan teknologi tentu tidak mengalami kesulitan dengan pola kerja digital, sedangkan generasi X akan lebih menyesuaiakn pola kerja yang ada. Generasi Y dan Z memiliki kemampuan multi-tasking/mengerjakan tugas dalam waktu yang bersamaan, memiliki pandangan tentang kehidupan Professional dan cenderung memiliki inisiatif kewirausahaan. Generasi Z sangat cocok dalam berkomunikasi secara virtual (Tulgan, 2013). Menurut Bolser & Gosciej (2015) keragaman kondisi ruang kerja dengan beberapa tipe generasi dapat dicairkan dengan keterlibatan semua pegawai melalui mentoring terbalik, dimana masing-masing pegawai saling berbagi mengenai pengalaman dan kemampuan mereka yag akhirnya dapat meningkatkan kinerja organisasi. Generasi Z lebih sensitif terhadap motivasi dibanding generasi X dan Y, tidak seperti generasi Z, generasi X dan Y menganggap regulasi sumber dari pekejaan. Motivasi internal lebih berkontribusi pada generasi Z di banding X dan pelayanan publik dengan beragam tipe generasi sebaikanya dapat mengadopsi model kerja baru yang dapat bertahanan pada saat pandemi covid-19 (Mahmoud, A.B., Fuxman, L., Mohr, I., Reisel, W.D. and Grigoriou, N. 2021).
Perubahan digitalisasi
pelayanan publik dan model kerja ASN secara massif tentu akan mempengaruhi
motivasi dari ASN itu sendiri. Perubahan motivasi dalam bekerja dan beradaptasi
ini akan berdampak pada kinerja pegawai dan efektifitas organisasi (Perry dan
Wise, 1990; Perry, 1996; Cerase & Farinella, 2009; Kim & Vandenabeele 2010; Leisink & Steijn, 2009; Naff & Crum,
1999). Maka dari itu peneltian terkait dengan pola kerja baru pelayanan publik
bagi aparatur sipil negara dan motivasi dari ASN tersebut dalam merespon pola
perubahan masih perlu terus untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan road map
birokrasi yang telah ditetapkan dengan melihat pada momentum perubahan yang
ada.
Dari beberapa penelitian
sebelumnya yang lebih banyak membahas mengenai perubahan ke arah digitalisasi
dan konsep bekerja, maka penelitian ini akan melihat motivasi ASN pada KPU Bea
dan Cukai dalam menghadapi perubahan yang massif dalam model kerja dan
digitaliasi pelayanan public berdasarkan dari tipe generasi yang ada. Dalam hal
ini kantor pelayanan utama bea dan cukai memiliki kekhususan sendiri di banding
kantor pelayanan bea dan cukai yang lain karena dilihat dari volume pekerjaan
dan tingkat kesibukannya yang sangat tinggi. Apalagi kantor pelayanan ini
merupakan indiKator dari proses kepabeanan di Indonesia secara keseluruhan
dimana hampir 60-70% kegiatan kepabeanan Indonesia di selesaikan di kantor
pelayanan utama ini.
Pertanyaan/Tujuan Penelitian
Situasi pasca pandemi
berlanjut pada pola kebiasan new normal, dimana pembatasan interaksi
manusia secara langsung membuat perubahan secara radikal dalam konsep bekerja.
Tetapi pada masa sekarang ini seharusnya hal tersebut tidak berdampak
signifikan karena teknologi sudah cukup berkembang untuk menunjang adaptasi new
normal tersebut. Begitu juga pola pelayanan publik dimana pemerintah harus
mengupayakan perubahan-perubahan ini dapat berjalan dengan baik. Selain kesiapan
infrastruktur secara massif tentu pelaksana dari digitalisasi pelayanan publik
adalah kunci berhasilnya peralihan model kerja ini.
Birokrat harus
dengan sesegera mungkin menyesuaikan pola pelayanan degan konsep digitalisasi
dan model kerja WFH/WFO. Dalam penelitian ini membahas bagaimana ASN dapat
mengelola motivasi kerja agar dapat menyesuaikan kondisi yang ada. Saat ini ASN
aktif terdiri dari 3 generasi X, Y, dan Z dimana masing-masing generasi akan
beradaptasi terhadap pola perubahan tersebut sehingga model kerja seperti apa
yang cocok untuk masing-masing generasi pada masa pandemi ini?
Perubahan ini tentu
akan mendorong perubahan reformasi birokrasi yang sudah di canankan pemerintah,
bagaimana proses perubahan ini diselaraskan dengan reformasi birokrasi? Kondisi
bekerja di luar kantor / rumah berimbas pada suasana kerja yang di hadapi oleh
aparatur sipil negara, bagaimana kondisi ini terhadap pegawai dengan semangat
rendah kerja model X baik dalam pengawasan maupun motivasi bekerja tersebut?
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti juga mencoba mengidentifikasi model kerja yang baru yang cocok yang perlu dikembangkan dalam proses perubahan ini yaitu model game online yang sudah dikenal dekat oleh generasi Y dan Z, implementasi model game online ini akan diterapkan pada model kerja digitalisasi dan WFO/WFH dimana masing-masing pegawai mempunyai user dan menjalankan permainan secara online tapi yang dilakukan dalam permainan tersebut adalah pekerjaan, dengan pengukuran kinerja, pemberian insentif, menciptakan tantangan untuk memacu pegawai meningkatkan produktifitasnya.
Kelogisan (Rationale)
Model Penelitian
Penerapan perubahan sistem kerja dan model kerja
birokrasi akan memberian efek yang baik bagi pertumbuhan organisasi apabila
system dan model kerja tersebut tepat. Degan akuntabilitas, motivasi SDM,
pembentukan struktur organisasi yang lebih efektif dan model baru pelayanan publik
akan mendukung peningkatan efektifitas pemeritah yang akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dan kesejahtraan masyarakat. Model yang ada disesuaikan
dengan pola perubahan sesuai Permanpan RB No.25 tahun
2020 tentang road map reformasi birokrasi 2020-2024 dimana penerapan
kebijakan berfokus pada implikasi langsung di lapangan.
Penerapan reformasi digital secara komprehensif
pada pelayanan publik perlu diikuti dengan system dan model pelaksana pelayanan
itu sendiri yaitu SDM birokrat yang kompeten, untuk dapat menyesuaikan
perubahan maka model kerja birokrasi perlu di ubah dan dikembangkan lagi.
Peneltian ini mencari hubungan antara proses digitalisasi dan model kerja
pascapandemi dengan motivasi pegawi di lingkungan KPU BC Tanjung Priok
berdasarkan tipe generasi. Guna pelaksanaan model dan implemntasi baru, maka
manajemen perubahan perlu di persiapkan. Proses deregulasi kebijakan dapat di
sesuaikan dengan kebijakan dari leadership untuk dapat memaksimalkan pelimpahan
wewenang guna mendukung simplikasi dari pelaksanaan pelayanan.
Untuk mencapai cara baru yang lebih efektif dan daapt
memberikan motivasi pegawai terutama pelaksana lapangan, maka perlu ada upaya down
to up. Jika selama ini pimpinan atau senioritas dalam berkerja menjadi
hambatan seseorang, maka dengan perubahan pola tertentu dapat memberikan
suasana baru di tengah kemonotanan pekerjaan. Secara teoritis hal ini akan memberikan
pengembangan dan pembuktian pada teori-teori yang sudah ada, secara praktis
dapat dijadikan acuan bagi manajemen SDM dan pimpinan untuk dapat menjalankan
pola kerja efektif dalam new normal.
Metode dan Desain
Penelitian menggunakan metode kombinasi/mix
methode. Pada tahap awal peneliti mengumpulakan data melalui study
literatur, melakukan maping pada pola kebijakan yang sedang berjalan
(Dunn, 2018), lalu mencari faktor determinan dalam proses perubahan setelah
masa pandemi dengan menggunakan teknik kualitatif explorative dan pengumpulan
data melalui wawancara kepada subjek-subjek tertentu penelitian, hal ini dapat
memperkuat penelitian penulis karena keterbatasan studi literatur sebelummnya
terkait dengan fenomena kerja birokrasi setelah memasuki masa new normal,
setelah data penelitian terkumpul maka dilanjutkan dengan metode kuantitiatif
dengan menguji variable-variabel yang telah dikumpulkan melalui
survey/quisionaire. Teknik Analisa data menggunakan Analisa SEM (structural
Equitation Modeling)
Pengumpulan data di peroleh dari 2 Kantor Pelayanan
Utama Bea dan Cukai yaitu KPU Bea Cukai Tanjung Priok dan KPU Bea dan Cukai
Soekarno Hatta, 2 kantor pelayanan utama ini merupakan bagian penting dari DJBC
karena merupakan etalase perdangagan keluar masuknya barang dari dan ke Indonesia
sehigga kedua kantor pelayanan utama ini menjadi sangat penting dalam peneltian
ini. Pengumpulan data menggunakan data primer baik dari wawancara (kualitatif)
yang kemudian dilanjutkan dengan survey/quisionaier pada pegawai kantor
pelayanan utama bea dan cukai tanjung priok dan KPU Soekarno hatta dengan
Teknik pengambilan data populasi.
Timeline Penelitian
Signifikansi/Manfaat
Secara teoritis penelitian ini mengmbangkan teori-teori yang sudah ada
dan menemukan gabungan pola teori guna mencari solusi untuk perubahan kondisi
saat ini.
secara praktis, penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi manajemen
birokrasi agar dapat menyesuaikan dan memaksimalkan perubahan dengan
memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya yang dimiliki. penelitan ini akan
berguna untuk mencapai tahapan kematangan dalam e govemence dan
pelayanan publik di KPU Bea dan Cukai. Serta dapat merencanakan model perubahan
yang saling berkaitan sehingga dapat dipersiapkan dari awal mulai dari
pembentukan model aplikasi baru sampai dengan pelimpahan wewewnang.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini
diharapkan mampu berkontribusi dalam konsep teori-teori yang sudah ada dan
berkembang sesuai dengan masa dan kondisi yang terjadi.
Secara praktis
manfaat penelitian ini berkontribusi pada transformasi khususnya di kantor
pelayanan utama bea dan cukai
Daftar Pustaka
Anderson, J. A. (2003). Publik Policy Making: An
Introduction. New York: Houghton Mifflin Company
Anthopoulos, Leonidas. (2015). E-Government as
an Innovative Product: Theories and Case Study. 10.1201/b18321-8
Bencsik, A., & Machova, R. (2016).
Knowledge Sharing Problems from the Viewpoint of Intergeneration Management. In
ICMLG2016 - 4th International Conference on Management, Leadership and
Governance: ICMLG2016 (p. 42). Academic Conferences and publishing limited
Cerase, F. P., & Farinella, D. (2009). Public
Service Motivation: How Does it Relate to Management Reforms and Changes in the
Working Situation of Public Organizations? A Case Study of the Italian Revenue
Agency. Public Policy and Administration, 24(3),
281–308. https://doi.org/10.1177/0952076709103812
Dawes, S. (2008). The Evolution and
Continuing Challenges of E-Governance. Public Administration Review, 68,
S86-S102. Retrieved May 27, 2021, from http://www.jstor.org/stable/25145732
Dunn, W. (2018). Publik Policy Analysis:
An Integrated Approach. New York: Routledge.
Dwiyanto, Agus., dkk (2021). Reformasi
Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press
Febriani, Dyah & Bramasta, Valeryan
& Noorizqa, Vanissa. (2020). EVALUATION OF GOVERNMENT POLICY READINESS IN
THE MANAGEMENT OF THE COVID-19 PANDEMY VIEWED FROM THE IMPLEMENTATION OF DYNAMIC
GOVERNANCE.
Hartati, I. (2020). STRATEGI PEMBANGUNAN
SDM KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ERA DISRUPSI
4.0. Jurnal BPPK: Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan, 13(1),
109-129. https://doi.org/https://doi.org/10.48108/jurnalbppk.v13i1.493
HOOD, C. (1991). A PUBLIC MANAGEMENT FOR
ALL SEASONS? Public Administration, 69(1), 3–19. https://doi.org/10.1111/j.1467-9299.1991.tb00779.x
Kaufmann, D., Kraay, A., & Mastruzzi, M. (2010). The
Worldwide Governance Indicators: Methodology and Analytical Issues. World Bank
Policy Working Paper No. 5430.
Kementerian Keuangan, (20 Mei 2021). Profil Reformasi
Birokrasi. https://www.kemenkeu.go.id/transformasi-kelembagaan/profil-reformasi-birokrasi.
Kim, S., & Vandenabeele,
W. (2010). A Strategy for Building Public Service Motivation Research
Internationally. Public Administration Review, 70(5),
701-709. Retrieved May 28, 2021, from http://www.jstor.org/stable/40802367
Koo, Joel & Cook, Alex & Park, Minah &
Sun, Yinxiaohe & Sun, Haoyang & Lim, Jue & Tam, Clarence &
Dickens, Borame. (2020). Interventions to mitigate early spread of SARS-CoV-2
in Singapore: a modelling study. The Lancet Infectious Diseases. 20.
10.1016/S1473-3099(20)30162-6.
Leisink, P.,
& Steijn, B. (2009). Public service motivation and job performance
of public sector employees in the Netherlands. International Review of
Administrative Sciences, 75(1), 35–52. https://doi.org/10.1177/0020852308099505
Lumbanraja, D., A. (2020). Urgensi
Transformasi Pelayanan Publik melalui E-Government Pada New Normal dan
Reformasi Regulasi Birokrasi. Administrative Law and Governance Journal,
3(2), 220-231. https://doi.org/10.14710/alj.v3i2.220-231
McKibben, W., & Fernando, R. (2020).
Centre for Applied Macroeconomic Analysis The Global
Macroeconomic Impacts of COVID-19: Seven
Scenarios. Centre for Applied Macroeconomic
Analysis,1–45.
Mahmoud, A.B., Fuxman, L., Mohr, I., Reisel, W.D. and Grigoriou, N. (2021), "“We aren't
your reincarnation!” workplace motivation across X, Y
and Z generations", International
Journal of Manpower, Vol. 42 No. 1, pp. 193-209. https://doi.org/10.1108/IJM-09-2019-0448
Neo, B. S., & Chen, G.(2007).
Dynamic governance: Embedding culture, capabilities and change in Singapore.
Singapore: World Scientific Publishing
Osborne D, Gaebler T. 1992. Reinventing
Government. Reading, MA: AddisonWesley. 405 pp
Perry, J. L.
(1996). Measuring public service motivation: An assessment of construct
reliability and validity. Journal
of Public Administration Research and Theory, 6(1), 5–22. https://doi.org/10.1093/oxfordjournals.jpart.a024303
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta:
Pemerintah Republik Indonesia
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentanf Road Map Reformasi Birokrasi
2020-2024. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.
Tulgan, B.
(2013). Meet Generation Z: The second generation within the giant
“Millennial” cohort. Rain maker Thinking, available at http://rainmakerthinking.com/assets/uploads/2013/10/Gen-Z-Whitepaper.pdf,
accessed 14.04.2015
Thoha, Miftah. (2015). Ilmu Administrasi
Publik Kontemporer. Jakarta: Prenemedia Group
UNDESA, (19 Mei 2021). Country Data Information.
https://publicadministration.un.org/egovkb/en-us/Data/Country-Information/id/78-Indonesia
Yunianingsih, Tri. (2019). Kajian
Birokrasi. Semarang: Departemen Administrasi Publik Press
Yunaningsih, A., Indah, D., &
Septiawan, F. (2021). Upaya Meningkatkan Kualitas Layanan Publik Melalui
Digitalisasi. Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia, 3(1), 9-16. doi:10.37253/altasia.v3i1.4336
0 Comments:
Posting Komentar